Betapa Kecil – Kita

#Tanpa dipikirkan pun, kita tidak tahu apa-apa.. ❄🌸🍃

Dalam banyak ceramahnya, Gus Baha sering kali mengingatkan kita semua yang mendengarkan ceramah beliau bahwa kita ini sudah semestinya selalu terkagum-kagum akan ciptaanNya. Tidak perlu menunggu adanya meteor jatuh ataupun menunggu adanya alien datang ke bumi, menunggu melihat aurora di kutub sana, melihat sunset ataupun sunrise di pinggir pantai untuk mengucapkan Subhanallah – memujiNya. Sederhana, cukup lihat makhluk yang kecil saja. Misalnya Nyamuk. Kita, bisa atau tidak membuatnya mirip dengan detil-detilnya? Bagaimana sistem kerjanya yang kecil itu? dll dll.

Sehingga, beliau mengutip perkataan Imam Ali, “Di akhirat nanti, iman q takkan bertambah meski menyaksikan banyak keagunganNya. Bukan kah dalam keseharian kita pun penuh dengan keajaiban, keagunganNya?”

###

Baiklah, maaf, pembukanya terlalu panjang.. 🙂


Mendengarkan mereka yang benar-benar berilmu, yang benar-benar ahli di Bidangnya menjadikan kita tahu diri, seberapa kecil kita dan seberapa besar IA.

Tema yang menarik ini membahas tentang dunia dari yang terkecil yang sekarang diketahui oleh manusia dengan bantuan ilmu pengetahuan, sampai ilmu tentang seberapa besar semesta yang kita tinggali saat ini. Ilmu ini tentu akan berkembang, dan kita akan lebih tidak ada apa-apanya.

Bagian terkecil dari kehidupan ini adalah Quarks dan Leptons. Ukurannya kurang dari 10-18 m. Bayangkan sendiri, seberapa kecil bagian ini. Satu meter dibagi satu+nolnya 18. Kemudian, bagian yang paling besar yang bisa diamati dengan ilmu pengetahuan saat ini adalah 1026 m. Di antara ‘dunia’ yang ada di semesta ini, kita berada pada dunia Mesoskopik. Kita berada di tengah-tengah antara dunia terkecil dan terbesar.

Ada begitu banyak hal yang dipelajari sari ini semua. Kau tahu kawan, yang baru bisa kita amati dari materi yang dikenal di bidang fisika hanyalah sebanyak 4,2%. Sisanya adalah bagian semesta yang belum dapat kita fahami atau dengan kata lain, 96% of universe contents not known. Beruntungnya, ada karakter hukum alam yang diikuti oleh semua materi di semesta. Contohnya, gaya gravitasi. Ini salah satu hukum alam yang bisa dipelajari manusia.

Di atas adalah ringkasan materi oleh Prof. Husin Alatas sebagai pemateri pertama.

Beliau juga menambahkan,,

||| Dengan kalimat penutup “… Now I know that I knew nothing..” Artinya, sekarang, saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa (tentang dunia ini) |||

Serangga yang pura-pura mati di dekat halte, Asrama Ichinoya, Tsukuba-shi, Japan

Pembicara kedua adalah Prof. Antonius Suwanto. Bidang keahlian beliau adalah Bakteri.

Beliau membuka dengan kalimat “Microbes: Our invicible – Invincible partners”. Ah,, carilah sendiri artinya.

Selanjutnya, beliau kemudian menjelaskan bahwa bakteri adalah bagian dari kehidupan kita yang tidak banyak kita sadari. Padahal, jumlah bakteri dalam tubuh kita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sel kita.. Jumlah sel di tubuh kita lebih kurang 10.000.000.000.000 sel, sedangkan jumlah bakteri dalam tubuh kita sepuluh kali lipatnya. Bisa dibayangkan.

Pengetahuan umum kita tentang sumber energi utama adalah matahari, mungkin perlu dikoreksi lagi. Bahwa, di tempat yang tidak terkena sinar matahari pun, masih terdapat kehidupan.

Beliau menutup, “You are your bacteria”. Intinya, kita juga terdiri atas sekumpulan bakteri. Ada saatnya juga, bakteri di tubuh kita memengaruhi otak kita berpikir. Memang luar biasa.

Pembicara terakhir adalah Dr. Rilus,,

Beliau merangkum semua materi dari awal, kemudian beliau menyampaikan,

“Dalam diri kita, terdapat I and me. Bagian ‘I’, lebih independen dan kreatif sedangkan bagian ‘me’, kita sebagai objek.”

Akhirnyaaa,,

Semakin kita belajar, semakin kita tidak mudah menjawab pertanyaan dan semakin kita sadar bahwa semakin diri kita tidak banyak mengetahui. Pada akhirnya, semoga semua ilmu yang kita dapatkan menjadikan kita lebih dekat denganNya.

#Repost tulisan 19-02-19

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *