Proses belajar mengajar konvensional umumnya berlansung satu arah yang merupakan pengelihatan pengetahuaan, informasi, norma, nilai dan lain-lainnya dari seorang pengajar ke siswa. Proses semacam ini di bangun dengan asumsi bahwa peserta didik ibarat botol kosong atau kertas putih. Guru atau pengajarlah yang harus mengisi botol tersebut atau menulis menulis apapun di kertas putih tersebut. Sistem seperti ini disebut banking concept. Proses belajar mengajar dengan sistem ini dibangun oleh seperangkat asumsi berikut :
Pengajar/ Guru/ Dosen | Peserta Didik |
Pinter, serba tau | Bodoh, serba tidak tau |
Mengajar | Diajar |
Bertanya | Menjawab |
Memerintah | Melakukan segala perintah |
Agara tujuan pebelajaran dapat tercapai secara optimal, guru harus dapat melibatkan dan memanfaatkan sebanyak mungkin potensi belajar yang ada dalam diri siswa yang disebut gaya SAVI (Somatik, Auditory, Visual, Intellectua). Pembelajaran gaya SAVI yaitu pembelajaran yang melibatkan aktifitas/gerakan fisik, pendengaran, pengelihatan, dan potensi berfikir.
Pembelajaran dengan gaya SAVI ini dikenal dengan istilah ACCELERATED LEARNING ( Belajar Cepat). Ada beberapa prinsif dalam pembelajaran ini:
- Harus melibatkan fikiran dan tubuh
- Belajar adalah proses menciptakan pengetahuaan bukan mengonsumsi pengetahuaan yang telah di ciptakan. Karna itu pengetahuaan bukanlah suatu yang harus tetapi suatu yang harus di ciptakan oleh pelajar.
- Kerja sama antara siswa dalam peroses pembelajaran akan mempercepat peroses pencapain pengetahuaan dan menanamkan kesan yang mendalam pada siswa.
- Menerapkan empat pilar pembelajaran yaitu : learning to do, learning to know, learning to be, learning to live together.
- Emosi positif, ini sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, perasaan seseorang sangat menentukan kuntitas dan kualitas hasil belajarannya.
Hampir sama dengan accelerated learning, ada beberapa perinsip yang dianut dalam pembelajaran aktif :
- Belajar siswa aktif. Yang diharapkan aktif dalam peroses pembelajaran adalah siswa bukan guru, siswalah yang diharapkan secara aktif menemukan pengetahuaan dengan cara mengalami, menghayati, merasakan dan meyakini secara langsung materi pembelajaran.
- Belajar koperatif dan kolaboratif. Artinya pembelajarn bebasis kerjasama
- Parsipatorik. Siswa belajar dengan cara melakoni sehingga dengan cara ini terjadi proses pembentukan sikap, karakter dan pembiasaan.
Lebih jelasnya, antara pendekatan pembelajaran kovensional dan pendekatan pembelajarn Aktive Learning dapat ditarik beberapa perbedaan, yaitu:
Pembelajaran Konvensional | PAIKEM |
Berpusat pada guru | Berpusan pada anak didik |
Menekankan pada pusat penerimaaan pegetahuaan | Penekanan pada penemuan pengetahuaan |
Kurang menyenangakan | Sangat menyennagkan |
Kurang meberdayakan semua indra dan potensi ananak didik | Memberdayaakn pada semua indra dan potensi anak didik |
Menggunakan metode yang monoton | Menggunakan variasi metode |
Penggunaan media yang terbatas | Menggunakan multi media |
Kurang menyesuaikan dengan konteks | Menyesuaiakn dengan konteks |
###
Ditulis oleh:
Ahmad Fatoni (8820120002), Mahasiswa UNIQHBA