Setiap Orang tidak Diciptakan Sama

πŸŒΈβ„πŸ‚

Hidup yang dijalani setiap orang berbeda-beda. Hanya karena kita bisa melakukan sesuatu, tidak berarti orang lain bisa melakukannya. Pun, hanya karena orang lain bisa melakukannya, tidak berarti kita juga bisa melakukannya. Banyak faktor yang memengaruhi. Hal ini mungkin terkesan seperti menyarankan orang untuk mudah menyerah atau tidak berjuang seperti orang lain. Tidak. Tidak seperti itu. Hal di atas berarti bahwa masing-masing diri kita bisa melakukan apa yang mampu kita lakukan, pun sebaliknya. Mengenal apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan adalah salah satu cara pertama untuk lebih baik.

Dalam banyak cerita, tidak sedikit orang yang berjuang mati-matian sekuat tenaga, lalu mendapatkan apa yang diperjuangkan. Namun, kita juga perlu ingat bahwa lebih banyak lagi orang-orang yang sudah berjuang sekuat tenaga dan belum mendapatkan apa yang diperjuangkannya. Keduanya orang-orang hebat. Mereka berjuang, itu intinya. Daripada orang yang langsung menyerah.

Lebah Xylocopa sedang menuju bunga. Mereka saling membutuhkan.

“Kita harus rela melepaskan beberapa hal untuk mendapatkan hal-hal lainnya. Karena, tangan kita tentu saja tidak akan bisa memegang semua hal yang kita inginkan”

Nah, hal yang menentukan pada akhirnya adalah takdir yang diberikan kepada kita oleh Sang Maha. Seberapapun kita berusaha mendapatkan sesuatu, jika bukan untuk kita, kita tidak akan dapat. Sahabat Rasulullah SAW berkata, “Sesuatu yang ditakdirkan untuk kita, tidak akan melewati kita”. Kita perlu juga mengerti bahwa takdir dan usaha itu adalah sesuatu yang berbeda. Kita tidak bisa semata-mata mengatakan itu takdir kita jika tidak atau belum berusaha. Dan juga, seorang sufi pernah berkata, “Jika engkau ditakdirkan berdo’a dan berusaha, itu adalah tanda awal akan tercapainya apa yang engkau inginkan”. Kurang lebih, seperti itu.


Maka, mari berusaha untuk tidak iri terhadap orang lain. Ada sih manfaatnya, tapi tidak banyak. Kalau kata Gus Baha, “Awal mula rasa tidak syukur kita adalah melihat apa yang dimiliki orang lain”

Lebih baik berusaha saja mensyukuri yang ada. Itu bisa mengikat nikmat tersebut. Dari pada tidak mensyukuri yang ada, itu bisa melepaskan nikmat yang sudah ada. β˜˜πŸŒΈβ„

Salam,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *